Sisi
membawa HP ke sekolahnya. Pagi itu ia sedang mengotak-atik Hp-nya di sudut kelas. Sedang asyiknya mainin
simsimi, tanpa diketahui sisi, Ibu Guru sudah ada duduk disampingnya. Sisi
kaget bukan kepalang. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Mau menyembunyikan juga
tidak bisa. Pagi itu bu guru membuat sisi sangat kikuk.
“Sisi, hari ini ada razia. Razia hari
ini memang berbeda dari razia-razia sebelumnya. Kami merazia anak-anak yang sedang
fokus pada HP-nya. Sehingga mereka tidak mengetahui keberadaan kami.” kata Bu
Reni, guru IPS yang merazia HP Sisi.
“Terus, Bu kalau yang lainnya
bagaimana? “ tanya Sisi. Rupanya ia mewawancarai Bu Reni agar larut dalam
suasana mengobrol.
“Mereka juga sama. Hanya saja caranya
yang berbeda. Kami menggeledah semua isi tas mereka. Termasuk saku, sepatu,
sampai kaos kaki.” Jelas Bu Reni.
“Tujuan Ibu untuk merazia apa?“ Tanya
Sisi.
“Supaya mereka tidak mengoperasikan HP
saat jam belajar. Karena jika murid mengoperasikan HP disaat Ibu/Bapak guru
menerangkan, itu artinya mereka tidak menghargai guru . Pelajaran yang
diterangkan juga tidak akan dimengerti oleh murid.” jelas Bu Reni lagi.
“Tapi,
kan Bu tidak semua murid yang membawa HP suka mainin HP dikelas. Sedangkan kita
tak tahu siapa saja yang suka mengotak-atik HP di dalam jam pelajaran.” Kata
Sisi.
“Kami melakukan kebijakan kepada semua
murid. Jadi, kami merazia semua HP. Meskipun diantaranya ada yang tidak mainin
HP di dalam jam pelajaran.” Bu Reni tersenyum.
“Saya kira tidak seperti itu. Bijak
itu, kan adil. Adil itu menempatkan sesuatu pada tempatnya . Masa murid yang
tidak bersalah harus dihukum?“ Sisi mengerutkan kening.
“Siapa
suruh mereka melanggar peraturan sekolah?!”
“Sepertinya mereka mencontoh sikap
kakak kelasnya. Mungkin juga gurunya , hehe“ Sisi cengengesan.
“Hemm “Tatap Bu Reni.
“Hehehehe ........ maaf, Bu. Habisnya
saya heran saja .”
“Heran kenapa?” Bu Reni bingung.
“Keheranannya sudah Ibu jawab tadi.” jawab
Sisi
“Baiklah,” Kata Bu Reni.
“Ibu tidak mau merazia HP saya?“ tawar
Sisi sambil menaikkan satu alisnya, lalu menyodorkan HP nya.
“Kamu mau? Tanya Bu Reni.
“Saya mau belajar jadi orang bijak.” Sisi
tersenyum .
“Kalau begitu Ibu tidak akan merazia
HP kamu. Karena kamu mau belajar jadi orang bijak. Besok-besok jangan bawa HP
lagi, ya. Bu Reni memberi nasihat kepada
Sisi. Akhirnya Sisi pun terbebas dari razia HP.
“Alhamdulillah, terima kasih, ya, Bu.”
Sisi memeluk Bu Reni.
“Sama-sama. Eh, koq, rok kamu cingkrang, sih?
“Maaf, Bu... tapi saya mau belajar jadi
orang bijak, kok. Hehehe...”
“Hahaha, kamu ini...”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar