Kamis, 01 Desember 2016

Razia HP

Sisi membawa HP ke sekolahnya. Pagi itu ia sedang mengotak-atik  Hp-nya di sudut kelas. Sedang asyiknya mainin simsimi, tanpa diketahui sisi, Ibu Guru sudah ada duduk disampingnya. Sisi kaget bukan kepalang. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Mau menyembunyikan juga tidak bisa. Pagi itu bu guru membuat sisi sangat kikuk.
          “Sisi, hari ini ada razia. Razia hari ini memang berbeda dari razia-razia sebelumnya. Kami merazia anak-anak yang sedang fokus pada HP-nya. Sehingga mereka tidak mengetahui keberadaan kami.” kata Bu Reni, guru IPS yang merazia HP Sisi.
          “Terus, Bu kalau yang lainnya bagaimana? “ tanya Sisi. Rupanya ia mewawancarai Bu Reni agar larut dalam suasana mengobrol.
          “Mereka juga sama. Hanya saja caranya yang berbeda. Kami menggeledah semua isi tas mereka. Termasuk saku, sepatu, sampai kaos kaki.” Jelas Bu Reni.
          “Tujuan Ibu untuk merazia apa?“ Tanya Sisi.
          “Supaya mereka tidak mengoperasikan HP saat jam belajar. Karena jika murid mengoperasikan HP disaat Ibu/Bapak guru menerangkan, itu artinya mereka tidak menghargai guru . Pelajaran yang diterangkan juga tidak akan dimengerti oleh murid.” jelas Bu Reni lagi.
“Tapi, kan Bu tidak semua murid yang membawa HP suka mainin HP dikelas. Sedangkan kita tak tahu siapa saja yang suka mengotak-atik HP di dalam jam pelajaran.” Kata Sisi.
          “Kami melakukan kebijakan kepada semua murid. Jadi, kami merazia semua HP. Meskipun diantaranya ada yang tidak mainin HP di dalam jam pelajaran.” Bu Reni tersenyum.
          “Saya kira tidak seperti itu. Bijak itu, kan adil. Adil itu menempatkan sesuatu pada tempatnya . Masa murid yang tidak bersalah harus dihukum?“ Sisi mengerutkan kening.
“Siapa suruh mereka melanggar peraturan sekolah?!”
          “Sepertinya mereka mencontoh sikap kakak kelasnya. Mungkin juga gurunya , hehe“ Sisi cengengesan.
          “Hemm “Tatap Bu Reni.
          “Hehehehe ........ maaf, Bu. Habisnya saya heran saja .”
          “Heran kenapa?” Bu Reni bingung.
          “Keheranannya sudah Ibu jawab tadi.” jawab Sisi
          “Baiklah,” Kata Bu Reni.
          “Ibu tidak mau merazia HP saya?“ tawar Sisi sambil menaikkan satu alisnya, lalu menyodorkan HP nya.
          “Kamu mau? Tanya Bu Reni.
          “Saya mau belajar jadi orang bijak.” Sisi tersenyum .
          “Kalau begitu Ibu tidak akan merazia HP kamu. Karena kamu mau belajar jadi orang bijak. Besok-besok jangan bawa HP lagi, ya. Bu Reni  memberi nasihat kepada Sisi. Akhirnya Sisi pun terbebas dari razia HP.
          “Alhamdulillah, terima kasih, ya, Bu.” Sisi memeluk Bu Reni.
           “Sama-sama. Eh, koq, rok kamu cingkrang, sih?
          “Maaf, Bu... tapi saya mau belajar jadi orang bijak, kok. Hehehe...”

          “Hahaha, kamu ini...”



Tidak ada komentar:

Posting Komentar