Aku hanya ingin menjaga izzahku. Dengan menjaga jarak antara aku dan mereka yang bukan mahram. Sudah cukup masa lalu memberikanku pelajaran atas penyesalanku sekarang. Aku tidak mau lagi membuka hati kepada mereka.
Aku hanya ingin menjaga kemuliaanku. Walau pikiran dan hati ini sering bertengkar. Hati merasa dialah yang akan menjadi penyempurna separuh agamaku. Pikiran berkata bahwa hal itu masih misteri. Belum waktunya aku menguruskan hal ini. Aku masih duduk di meja cokelat. Aku tidak ingin larut dalam pengharapan.
Aku hanya ingin menjaga kesucianku. Dengan tidak menyentuh mereka yang bukan mahramku. Bukan diri ini so suci, tapi memang aku ingin menjaga kesucian. Bukan diri ini so baik, tapi memang aku ingin menjadi hamba yang baik.
Salah jika ada yang men-cap aku orang baik, perempuan shalihah atau bidadari dunia. Karena terkadang aku susah untuk menghindari virus merah jambu ini. Maka tak usah mendekatiku jika tidak berniat menikahiku. Kalaupun berniat, datanglah di waktu yang tepat.
Terkadang aku iri mendengar cerita mereka yang dikhitbah hanya karena bertemu secara tidak sengaja. Bertemu di bis, besoknya dikhitbah. Bertemu di masjid, dua hari kemudian bertamu ke rumah. Bertemu di pengajian, dua pekan kemudian sudah lamaran.
Selasa, 23 Mei 2017
Iri Pada Mereka Tak Ada Gunanya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar